Produk Olahan Hasil Ternak
Hasil
ternak bisa diolah menjadi produk olahan makanan lainnya. Tujuan pengolahan
hasil ternak ini diantaranya adalah untuk memudahkan dalam penyimpanan,
meningkatkan nilai nutrisi, mengawetkan produk agar tahan lama, meningkatkan
nilai jual dan lain sebagainya. Produk olahan hasil ternak tersebut antara lain
yaitu:
1. Daging
Daging dapat
diolah menjadi produk-produk lainnya seperti rendang, dendeng, abon, sosis,
corned, nugget, burger dan sebagainya. Pada proses pengolahan tersebut ditambahkan
bahan pengawet baik alami maupun buatan sehingga produknya menjadi tahan lama
dan tidak cepat rusak.
2. Sosis
Sosis
merupakan salah satu makanan asing yang sudah akrab dalam kehidupan masyarakat banyak
di Indonesia karena rasanya yang enak dan nikmat. Akan tetapi, dibalik
kenikmatan makanan yang kaya akan zat gizi ini, terkandung lemak dan kolesterol
tinggi yang dapat mengganggu kesehatan. Untuk itu, lebih berhati-hatilah dalam mengkonsumsi
sosis.
Sosis
dibuat dari daging ataupun ikan yang sudah dicincang kemudian dihaluskan,
diberi bumbu, dan dimasukkan dalam selonsong berbentuk bulat, panjang,
simetris, baik itu yang terbuat dari usus hewan ataupun pembungkus buatan (casing).
Sosis dikenal juga berdasarkan nama kota atau daerah yang memproduksinya,
seperti braunscheiger (Braunshweig), berliner (Berlin), genoa salami (Genoa),
dan sebagainya.
Sosis
adalah salah satu produk olahan daging yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia
semenjak tahun 1980-an. Istilah sosis ini berasal dari bahasa Latin, yakni salsus,
yang berarti garam. Hal tersebut merujuk pada potongan ataupun hancuran daging
yang diawetkan dengan cara penggaraman.
Sosis
adalah produk olahan daging yang memiliki nilai gizi yang tinggi. Komposisi
gizi sosis relatif berbeda-beda, tergantung pada jenis daging yang dipakai dan juga
proses pengolahannya. Produk olahan sosis juga kaya akan energi, dan bisa
dipakai sebagai sumber karbohidrat. Namun selain itu, sosis juga mempunyai
kandungan kolesterol dan sodium yang cukup tinggi, sehingga dapat berpotensi
menimbulkan penyakit stroke, jantung, dan hipertensi apabila dikonsumsi terlalu
berlebihan.
Ketentuan-ketentuan
mutu sosis berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3820-1995) antara
lain yaitu: protein minimal 13 persen, lemak maksimal 25 persen, karbohidrat
maksimal 8 persen, kadar air maksimal 67 persen, dan abu maksimal 3 persen. Akan
tetapi pada kenyataannya, banyak sosis dipasaran yang mempunayi komposisi gizi
jauh dibawah standar yang sudah ditetapkan. Hal ini menunjukkan penggunaan
jumlah daging kurang ataupun penggunaan bahan tidak sesuai komposisi standar
sosis yang ditetapkan.
3. Kornet
Daging kornet (Corned beef) semakin menjadi pilihan bagi banyak masyarakat.
Produk olahan daging ini juga cepat serta mudah untuk diolah. Meskipun nilai
gizinya cukup baik, namun perlu kecermatan dalam memilih agar tidak mengkonsumsi
makanan yang telah rusak.
Salah
satu kelemahan dari daging segar ialah daya simpannya yang rendah pada suhu
kamar, sehingga daging harus selalu disimpan pada suhu yang dingin atau suhu
beku. Kelemahan lainnya ialah tidak praktis didalam penggunaannya, terutama
bagi mereka yang sibuk dengan kegiatan diluar rumah. Oleh karena itu diperlukan
kehadiran produk olahan daging yang dapat diolah menjadi berbagai hidangan yang
hanya memerlukan waktu singkat untuk menyantapnya.
Kata corned
sendiri berasal dari bahasa Inggris yang artinya diawetkan dengan garam.
Dari kata itu lahirlah istilah corned beef yakni daging sapi yang
diawetkan dengan penambahan garam serta dikemas dengan kaleng. Sementara dalam
bahasa Indonesia, kata corned beef sendiri diadopsi menjadi daging
kornet.
Tujuan dari
pembuatan daging kornet ialah untuk mendapatkan produk daging yang berwarna merah,
meningkatkan daya awet, daya terima produk, dan menambah keragaman produk olahan
daging lainnya. Kornet kalengan bisa disimpan pada suhu kamar dengan masa
simpan kira-kira sekitar dua tahun. Daging kornet juga bisa dihidangkan sebagai
campuran telur dadar, perkedel, mie rebus, pengisi roti, dan makanan lainnya.
4. Susu
Susu
merupakan salah satu minuman yang memiliki gizi yang tinggi. Susu berasal dari
hewan mamalia seperti sapi, kambing, kerbau dan sebagainya. Selain memiliki
gizi yang tinggi dan baik untuk dikonsumsi secara teratur, susu juga bisa
diolah menjadi berbagai produk, seperti misalnya susu kental manis, susu bubuk,
cream, keju, ice cream,
yoghurt, dan lain sebagainya.
5. Sumber Pupuk Organik
Kotoran
sapi (feces dan urin) dan sisa-sisa hijauan pakan ternak bisa
dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organik. Pupuk organik dibutuhkan untuk memperbaiki
struktur tanah serta sebagai penyedia unsur hara bagi tanaman. Harga pupuk
curah merah berkisar antara antara Rp 1000-3000 per kg, tetapi dengan dikemasan
yang baik bisa dijual mahal. Untuk dipakai sebagai pupuk tanaman hias harga
kemasan 2 kg bisa mencapai harga antara Rp10,000 s.d Rp15.000. dengan begitu kotoran
sapi dan limbah pakan bisa memberikan kontribusi pendapatan bagi para peternak.
0 comments
Post a Comment
Berkomentarlah sesuai dengan topik pembahasan, terima kasih.