Pengelolaan Usaha Peternakan
Pengelolaan Usaha Peternakan
Mengelola usaha peternakan
bukanlah hal yang mudah, diperlukan beberapa kehalian tertentu agar bisa
menunjang keberlangsungan usaha peternakan yang dijalankan. Pengelolaan usaha
peternakan memerlukan beberapa pengetahuan, yaitu pengetahuan mengenai teknis
budidaya, manajemen dan kewirausahaan. Dalam hal ini adalah sebagai berikut:
1. Teknis Budidaya Ternak
Teknis budidaya ternak
dikelompokan ke dalam beberapa pembahasan, antara lain yaitu pembibitan, pakan,
perkandangan, dan kesehatan ternak.
a. Pembibitan (Breeding)
Setiap ternak mempunyai
potensi produksi yang berbeda-beda pula, oleh karena itu pemilihan bibit ternak
harus dilaksanakan secara teliti berdasarkan tujuan dari pemeliharaan ternak
tersebut. Selain itu peningkatan performasi ternak dilaksanakan secara terus
menerus melalui perbaikan mutu genetik supaya bisa memberikan nilai ekonomis
yang lebih baik dan lebih tinggi bagi para peternak pemeliharaannya.
b. Pakan dan Pemberian Pakan (Feed and Feeding)
Ternak membutuhkan nutrisi
untuk melakukan aktifitas hidup pokok, perkembangan, pertumbuhan, dan produksi.
Pada sistem pemeliharaan dengan ternak dikurung atau ditempatkan dalam suatu
kandang maka kebutuhan pakan sangat tergantung dari apa yang diberikan oleh
peternak kepada ternaknya itu.
Pemenuhan kebutuhan akan
pakan tersebut harus dihitung secara teliti supaya ternak bisa menunjukan
performasi yang sangat baik. Kekurangan nutrisi pada ternak akan menyebabkan
penurunan performansi ternak, dalam artian ternak tidak bisa berproduksi secara
optimal dan dalam bebrapa kasus juga ternak mengalami defisiensi nutrisi yang
mengakibatkan ternak menjadi terganggu kesehatannya.
c. Pengendalian Penyakit (Disease Control)
Seperti kata pepatah,
pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Begitu juga pencegahan penyakit pada
ternak lebih diutamakan dibandingkan dengan pengobatan penyakit. Hal tersebut
karena biaya pengobatan lebih mahal dibandingkan dengan biaya pencegahan, serta
ternak yang sudah sembuh dari pnyakitnya biasanya tidak bisa berproduksi secara
optimal.
Cara pencegahan penyakit pada
ternak dapat dilakukan dengan vaksinasi, menghindari faktor penyebab stress,
pemberian antibiotik, sanitasi, hindari penyebab penyakit non infeksi dan
sebagainya. Pengobatan ternak yang sakit tergantung dari apa penyebab sakitnya.
Bagi ternak yang sakit akibat stress bisa diberikan obat anti stres, sementara
penyakit infeksi dapat diobati dengan antibiotika, sedangkan penyakit yang
diakibatkan oleh virus sampai saat ini belum ada obat yang efektif untuk
mengobatinya.
d. Perkandangan dan Peralatan
Kandang berfungsi sebagai
tempat tinggal ternak untuk melindunginya dari pengaruh buruk iklim (hujan,
angin, panas, temperatur) serta gangguan lainnya seperti pencurian ternak dan
hewan liar. Agar ternak bisa berproduksi secara baik dan optimal maka kandang
harus dapat memberikan tempat yang nyaman bagi ternak tersebut. Dalam pembuatan
kandang setidaknya terdapat tiga faktor yang harus dipertimbangkan antara lain
yaitu faktor biologis, faktor teknis dan faktor ekonomis.
2. Tatalaksana Pemeliharaan
Apabila peternak sudah
melaksanakan pemilihan bibit serta pakan yang baik maka hal yang tidak kalah
penting dari itu ialah tatalaksana pemeliharaan yang baik dan benar. Dalam hal
ini tatalaksana pemeliharaan dimulai dari persiapan kandang, pengadaan ternak,
lalu pengadaan pakan, pemberian pakan dan minum, selanjutnya menangani ternak,
menjaga kesehatan ternak, pemanenan, serta, seleksi ternak, mengafkir ternak
dan terakhir yaitu pemasaran hasil.
3. Manajemen
Seperti halnya bidang usaha
lainnya, usaha peternakan memerlukan pengelolaan aspek-aspek usaha didalamnya.
Pada perusahaan sekala kecil dan menengah ada faktor karyawan yang mengerjakan
kegiatan usaha tersebut, membutuhkan modal, keuangan, aktifitas jual beli,serta
sumber daya lainnya. Faktor-faktor itu perlu dikelola supaya usaha peternakan
bisa mendatangkan keuntungan bagi pemilik usaha peternakan. Secara umum
faktor-faktor tersebut bisa dikelompokkan menjadi pengelolaan sumber daya
manusia, pengelolaan keuangan dan pemasaran serta sumber daya lainnya.
4. Kewirausahaan
Sebelum istilah kewirausahaan
menjadi populer seperti saat ini, dulu sudah lebih dikenal istilah wiraswasta.
Kata wiraswasta sendiri berasal dari Wira yang artinya utama, berani, teladan,
gagah, luhu, atau pejuang. Sedangkan kata swa artinya sendiri dan sta artinya
berdiri. Jadi wiraswasta adalah pejuang yang utama, gagah, luhur, berani serta
layak menjadi teladan dalam bidang usaha dengan memiliki landasan berdiri
diatas kaki sendiri.
Kewirausahaan merupakan kesatuan
terpadu dari semangat, prinsip, nilai-nilai, sikap yang kuat, seni, tindakan
nyata yang sangat perlu, tepat serta unggul dalam menangani dan mengembangkan
sebuah perusahaan ataupun kegiatan lain yang mengarah kepada pelayanan terbaik
kepada seluruh pelanggan termasuk didalamnya masyarakat, bangsa serta negara.
Orang yang melaksanakan usaha disebut dengan istilah wirausahawan.
Definisi wirausahawan sendiri
adalah seseorang yang mengatur, mengorganisir, dan menanggung risiko suatu
bisnis maupun perusahaan. Orang yang mau mengelola usaha peternakan sampai
berhasil harus mempunyai jiwa kewirausahaan. Usaha peternakan seperti halnya
jenis usaha lainnya juga perlu seorang wirausahawan yang handal. Ciri-ciri
seorang wirausahawan yang handal antara lain yaitu: mandiri, percaya diri,
mencari dan menangkap peluang usaha, mampu berkomunikasi dan negosiasi, bekerja
keras dan tekun, jujur, hemat, disiplin, mau mengembangkan kapasitas dirinya,
memotivasi orang lain, mencintai kegiatan usahanya, mengenal lingkungan serta
bekerjasama dengan pihak lainnya.
5. Aspek Ekonomi Ternak
Usaha peternakan adalah salah satu
profesi yang keberadaanya terus ada sejak dulu sampai sekarang. Kontribusinya
kepada perekonomian nasional cukup besar karena usaha ini bisa menyerap tenaga
kerja sebanyak 2,6 juta orang. Selain itu pada program penggemukan sapi potong
bisa didapatkan keuntungan bersih per ekor kira-kira sebesar 1-1,5 juta rupiah
pertahunnya. Lalu pada usaha sapi perah keuntungan yang bisa diperoleh
perekornya sekitar Rp10,000,000 selama 1 siklus usaha 6 tahun.
Dengan melihat aspek ekonomi ini,
menunjukkan bahwa usaha perternakan memang cukup menjajikan sebagai salah satu
dari profesi pekerjaan. Keuntungan yang tertera tersebut puluhan kali lapat
akan lebih besar lagi apabila peternak dapat mengelola usahanya dengan baik
serta menurunkan biaya-biaya yang ada.
Biaya produksi yang paling besar
dari usaha peternakan ialah komponen pakan yang terdiri dari hijauan pakan
ternak dan juga konsentrat. Pada usaha pembibitan sapi potong harus segera
dicari upaya-upaya untuk menekan biaya produksi, karena harga produknya (pedet)
relatif murah yakni sekitar 1,5-2 juta perekornya. Biaya produksi pertahunnya
harus dapat diupayakan dibawah harga pedet tersebut, agar usaha pembibitan
lebih menguntungkan.
No comments for "Pengelolaan Usaha Peternakan"
Post a Comment
Berkomentarlah sesuai dengan topik pembahasan, terima kasih.