Pemeliharaan Ternak di Indonesia
Pemeliharaan Ternak di Indonesia
1. Sapi Potong
Pemeliharaan
sapi potong terbagi menjadi dua, yaitu pemeliharaan semi intensif dan
pemeliharan intensif. Biasanya peternak di desa-desa memelihara ternak secara
semi intensif. Dalam sistem pemeliharaan semi intensif modal dan tenaga kerja tidak
diperhitungkan secara bisnis. Tenaga kerja akan dilakukan sendiri oleh peternak
yang bersangkutan, kandang akan dibuat sendiri dan hijauan atau makanan ternak
akan dicari disekeliling tempat tinggal peternak. Mereka memelihara beberapa
ekor sapi untuk nantinya dibudidayakan dan dibuat gemuk. Pemberian pakan dilakukan
dengan memberi hijauan dan jerami serta ditambah sedikit konsentrat.
Lalu pada
tahun 2000an mulailah tumbuh perusahaan sapi potong yang komersial. Kebanyakan dari
mereka mengimpor sapi dari luar negeri. Jenis sapi yang dipelihara kebanyakan berjenis
BX (Brahman Cross). Sapi BX adalah
sapi persilangan antara Brahman dengan sapi daerah sub tropis seperti drought
master, short horn, dan sebagainya.
Perusahaan
sapi potong mempunayi sapi diatas 1000 ekor. Sistem pemeliharaan intensif
dengan memberi pakan konsentrat yang lebih banyak dibandingkan pakan hijauannya.
Pada pemelihraaan sistem intensif seluruh biaya dan modal sangat diperhitungkan
secara bisnis murni. Populasi sapi potong di Indonesia sendiri pada
tahun 2006 sebanyak kurang lebih 10.835.686 ekor, dengan penyebaran populasi
ternak pada setiap propinsi tertera pada tabel dibawah ini:
2. Sapi Perah
Pemeliharaan
sapi perah terdiri atas pemeliharaan semi intensif dan pemeliharaan intensif. Sama
seperti pemeliharaan sapi potong, peternak di desa biasanya memelihara ternak
secara semi intensif. Pada sistem pemeliharaan semi intensif; modal dan tenaga
kerja tidak diperhitungkan secara bisnis. Tenaga kerjanya dilakukan sendiri
oleh peternak, kandangnya dibuat sendiri dan pakan hijauan dicari disekeliling
tempat tinggal peternak.
Sementara
itu pemerahannya juga dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan. Susu
yang dihasilkan kebanyakan akan dijual kepada Koperasi Unit Desa (KUD) lalu
kemudian dijual ke pabrik pengolahan susu. Selain itu beberapa peternak juga
menjual sendiri susu yang telah dipasteurisasi kepada konsumen secara langsung.
Sedangkan
bebarapa perusahan besar memelihara sapi perah secara komersial. Contohnya seperti
perusahaan Taurus Dairy Farm. Sistem pemeliharaan intensif dilakukan dengan pemberian
pakan konsentrat yang lebih banyak dibandingkan hijauannya. Pada pemeliharaan
sistem intensif seluruh modal dan biaya akan diperhitungkan secara bisnis murni.
Selain itu
pemerahan akan dilakukan dengan mesin perah yang dilengkapi dengan pendingin
susu agar bisa menghambat pertumbuhan bakteri. Susu yang dihasilkan akan dipasarkan
sendiri langsung kepada konsumen serta dijual ke pabrik pengolahan susu.
Populasi
sapi perah di Indonesia sendiri pada tahun 2006 adalah sebanyak 382.313 ekor, dengan
penyebaran disetiap propinsinya seperti tertera pada tabel. Jenis sapi perah
yang banyak dipelihara kebanyak jenis FH (Friesien Holstein) akan tetapi
pada tahun 1990 Indonesia mengimpor sapi Sahiwal Cross dari negara Selandia Baru.
Sahiwal cross adalah sapi perah hasil persilangan dari sapi Sahiwal India
dengan sapi FH dari Selandia Baru. Tujuan persilangan tersebut adalah supaya sapi
perah lebih tahan panas dan bisa menyesuaikan dengan lingkungan yang ada di Indonesia.
3. Kerbau
Tujuan
pemeliharan kerbau bisasanya ialah sebagai penghasil tenaga kerja untuk menarik
beban baik itu didarat ataupun untuk digunakan mengolah sawah. Sementara tujuan
yang kedua ialah sebagai penghasil susu dan daging. Penggunaan ternak kerbau
sebagai penghasil daging hanya diberlaku pada ternak kerbau yang sudah tidak produktif
lagi (ternak yang sudah tua, majir ataupun ternak dengan nilai ekonomis yang sangat
rendah).
Jumlah
ternak kerbau diseluruh dunia kurang lebih berkisar 126 juta ekor, dan 122 juta
ekor diantaranya ada di negara yang sedang berkembang di Asia. Bisanya petani peternak
di Indonesia, hanya mempunyai sekitar 2 ekor saja, sementara kualitas kerbau
yang terdapat di Pulau Jawa sekarang ini sedang mengalami kemunduran.
Kemunduran
tersebut dikarnakan kurangnya pakan hijauan yang berkualitas baik, adanya perkawinan
silang dalam (inbreeding), akibat kurangnya lahan untuk tanaman hijauan pakan
ternak, tingkat kemunduran ternak, akibat pemotongan kerbau setiap tahunnya.
Dengan melihat permasalahan ini, maka penanganan ternak kerbau melalui tata laksana
pemeliharaan ataupun manajemen pemeliharaan perlu untuk ditingkatkan lagi. Kira-kira
sebanyak 95% ternak kerbau di Indonesia adalah kerbau pekerja. Kerbau kerja di
Indonesia adalah kerbau jenis lumpur (Swamp type), sementara 5% nya lagi
termasuk kerbau sungai (river type).
No comments for "Pemeliharaan Ternak di Indonesia"
Post a Comment
Berkomentarlah sesuai dengan topik pembahasan, terima kasih.