6 Produk Hasil Olahan Susu
6 Produk Hasil Olahan Susu
Susu
merupakan salah satu minuman yang memiliki gizi yang tinggi. Susu berasal dari
hewan mamalia seperti sapi, kambing, kerbau dan sebagainya. Selain memiliki
gizi yang tinggi dan baik untuk dikonsumsi secara teratur, susu juga bisa diolah
menjadi berbagai produk, seperti misalnya susu kental manis, susu bubuk, cream,
keju, ice cream, yoghurt,
dan lain sebagainya. Berikut ini adalah 6 produk hasil olahan susu:
1. Susu Kental Manis (Sweetened Condensed Milk)
Susu
kental manis adalah susu yang telah di-pasteurisasi kemudian ditambahkan gula. Susu
tersebut tidak steril akan tetapi pertumbuhan bakteri dihambat oleh gula
tersebut. Gula yang ditambahkan kedalam susu tersebut jumlahnya 63% dari produk
akhir.
2. Susu Bubuk
Susu
bubuk berasal susu segar baik itu dengan ataupun tanpa rekombinasi dengan zat
lain seperti protein atau lemak yang kemudian dikeringkan. Biasanya pengeringan
dilaksanakan dengan memakai spray dryer atau roller drayer. Umur
simpan susu bubuk ini maksimal yaitu 2 tahun dengan penanganan yang benar dan baik.
Susu bubuk bisa dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni susu bubuk rendah lemak (partly
skim milk powder), susu bubuk berlemak (full cream milk prowder),
dan susu bubuk tanpa lemak (skim milk prowder).
Susu yang
paling populer di Indonesia adalah susu bubuk, hal ini kerena susu bubuk sangat
praktis dan dalam penyimpanan tidak membutuhkan peralatan khusus, hanya cukup disimpan
pada suhu ruangan saja. Untuk mengganti vitamin yang hilang selama proses
pembuatan susu bubuk. Biasanya pabrikan akan menambahkan vitamin dan mineral
pada susu bubuk tersebut.
3. Keju
Keju berasal
dari bahasa Portugis yakni queijo yaitu makanan padat yang dibuat dari
susu sapi, susu kambing, susu domba, dan susu mamalia lainnya. Keju dibentuk
dari susu dengan cara menghilangkan kandungan airnya dengan memakai kombinasi
rennet dan pengasaman. Bakteri juga dipakai pula pada pengasaman susu untuk
menambahkan rasa dan tekstur pada keju. Pembuatan keju tertentu juga menggunakan
jamur sebagai bahan pembuatannya.
Terdapat
ratusan jenis keju yang diproduksi diseluruh dunia. Keju memiliki gaya dan rasa
yang berbeda-beda, tergantung dari susu yang digunakan, jenis bakteri atau
jamur yang digunakan, serta lama fermentasi atau penuaan susu tersebut. Faktor
lainnya seperti jenis makanan yang dikonsumsi oleh mamalia penghasil susu tersebut
serta proses pemanasan susu. Keju sangat berharga karena umurnya yang tahan
lama, dan kandungan protein, kalsium, lemak, dan fosforusnya yang tinggi. Keju
lebih mudah kecil dan lebih tahan lama dibandingkan dengan susu.
4. Butter atau Mentega
Menurut
Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3744-1995), mentega merupakan produk makanan
yang berbentuk padat lunak yang terbuat dari lemak ataupun krim susu maupun
campurannya, dengan atau tanpa penambahan garam (NaCl) atau bahan lainnya yang diizinkan,
dan minimal mengandung 80% lemak susu. Selain menggunakan garam dapur, dalam mentega
juga ditambahkan zat pewarna, vitamin, dan bahan pengawet (misalnya sodium benzoat).
Emulsi pada mentega adalah campuran 18% air yang terdispersi pada sekitar 80% lemak,
dengan sejumlah kecil protein yang akan bertindak sebagai zat pengemulsi.
Mentega
bisa dibuat dari lemak susu (terutama lemak susu sapi) yang manis (sweet
cream) ataupun asam. Mentega yang terbuat dari lemak susu yang asam
memiliki cita rasa yang lebih kuat. Lemak susu bisa dibiarkan menjadi asam
secara spontan ataupun melalui penambahan inokulum murni bakteri asam laktat
(proses fermentasi). Pertama-tama lemak susu dinetralkan dengan garam karbonat,
lalu kemudian di-pasteurisasi dan di-inokulasi dengan bakteri yang bisa
menghasilkan asam laktat selama proses fermentasi. Jika perlu, ditambahkan juga
zat pewarna ke dalam lemak susu tersebut, biasanya berupa karoten, yaikni zat
pewarna alamiah yang merupakan sumber vitamin A.
Lemak
mempunyai komposisi terbesar dalam mentega apabila dibandingkan dengan protein
dan juga karbohidrat. Kandungan protein dan karbohidrat yang terkandung pada
mentega dan margarin sangat rendah, yakni sekitar 0,4-0,8 gram per 100 gram.
Lemak
mentega asalnya dari lemak susu hewan, yang dikenal dengan butter fat.
Mentega juga mengandung sejumlah asam laurat, asam linoleat dan asam butirat. Asam
butirat digunakan oleh usus besar sebagai sumber energi dan berperan sebagai senyawa
antikarsinogenik (anti kanker). Asam
laurat adalah asam lemak berantai sedang yang mempunyai potensi sebagai antifungi
dan antimikroba. Selain itu asam linoleat pada mentega juga bisa memberikan
perlindungan terhadap serangan kanker.
Meskipun
sedikit, mentega juga mengandung asam lemak omega 3 dan omega 6. Mentega juga mengandung
glycospingolipid, yakni suatu asam lemak yang bisa mencegah infeksi
saluran pencernaan, terutama pada anak-anak serta orang tua. Karena mentega terbuat
dari krim susu, maka mentega juga mengandung kolesterol. Kadar kolesterol
tinggi tidak selalu bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Akan tetapi
sebaliknya, kolesterol juga memegang peranan penting dalam fungsi organ tubuh
manusia.
Kolesterol
berguna untuk menyusun jaringan otak, empedu darah, serat saraf, ginjal, hati dan
kelenjar adrenalin. Kolesterol merupakan bahan dasar pembentukan hormon
steroid, yakni testosteron, progestron, kortisol dan estrogen,. Mentega mengandung seluruh vitamin larut
lemak lainnya, yakni vitamin D, E, dan vitamin K. Vitamin A berasal dari
betakarotenoid ataupun pigmen karoten lainnya yang sengaja ditambahkan sebagai pemberi
warna kuning. Kadar vitamin A yang diharuskan ada pada mentega yaitu
1.400-3.500 IU per 100 gram, sementara kadar vitamin D adalah 250-350 IU per
100 gram.
5. Yoghurt
Yoghurt
merupakan produk yang diperoleh dari susu yang sudah dipasteurisasi lalu kemudian
difermentasi dengan bakteri tertentu sampai didapat keasaman, bau serta rasa
yang khas, dengan ataupun tanpa penambahan bahan lainnya yang diizinkan.
Bakteri yang dipergunakan untuk kultur starter tidak lebih dari 5 jenis. Yang
termasuk ke dalam jenis bakteri asam laktat dan dipergunakan sebagai kultur starter
antara lain yaitu Lactobacillus, Enterococcus, Leuconostoc, Lactococcus, dan
Streptococcus.
6. Susu Pasteurisasi
Menurut
SNI 01-3141-1998 Susu segar adalah cairan yang berasal dari ambing sapi sehat
dan bersih yang didapatkan dengan cara diperah dengan benar yang kandungan
alaminya tidak dikurangi ataupun ditambah dengan sesuatu apapun serta belum mendapat
perlakuan apapun. Pada kenyataannya sangat kecil peluang kita untuk mengonsumsi
susu segar menurut definisi SNI tersebut. Sebab biasanya susu yang dikonsumsi oleh
masyarakat ialah susu olahan baik itu dalam bentuk cair (susu pasteurisasi,
susu UHT) ataupun susu bubuk.
Susu
pasteurisasi adalah susu yang diberi panas sekitar 63º-72º Celcius selama kurang
lebih 15 detik dengan tujuan untuk membunuh bakteri patogen. Susu pasteurisasi ini
harus disimpan pada suhu rendah antara (5º-6º Celcius) dan mempunyai umur
simpan hanya sekitar 14 hari saja.
Susu UHT
(ultra high temperature) adalah susu yang diolah menggunakan teknik pemanasan
dengan suhu tinggi serta dalam waktu yang singkat (135-145º Celcius) selama 2-5
detik (Amanatidis, 2002). Pemanasan dengan suhu tinggi ini tujuannya
adalah untuk membunuh seluruh mikroorganisme (baik pembusuk ataupun patogen) dan
spora. Waktu pemanasan yang singkat juga dimaksudkan untuk mencegah kerusakan
nilai gizi yang terkandung dalam susu serta untuk memperoleh warna, aroma serta
rasa yang relatif tidak berubah seperti susu segar.
No comments for "6 Produk Hasil Olahan Susu"
Post a Comment
Berkomentarlah sesuai dengan topik pembahasan, terima kasih.